Perjalananku ke kantor pagi ini sungguh sangat menyebalkan, mobil jemputanku yg biasanya Ac hari ini mobil biasa, sehingga aku hrs membuka jendela agar ada udara masuk, cuaca hari ini sangat panas dan debu jalanan membuatku malas membuka jendela.
Entah ada apa tiba2 mobilku terjebak macet, pemandangan yang kulihat sunnguh tak mengenakan sejauh mata memandang hanyalah tumpukan sampah dan gubuk2 liar, belum lagi bau busuk yg berasal dari sampah2 itu yg menyengat hidung, uch....sundzzgguh suasana yg tidak mengenakan.
Ku berusaha untuk tidur agar bisa menghilangkan kejenuhanku, tp alangkah menyebalkan mata ini tak bisa diajak kompromi, aku tak jua bisa tidur, padahal kulihat temen2 ku sudah terlarut dalam mimpi indah mereka.
Kualihkan perhatianku ke HP ku, tp tetap saja aku tidak konsentrasi, panasnya cuasa hari ini membuat kepalaku pusing. "Ach....apa yg harus kulakukan?" gunamku dalam hati.
Tiba tiba mobil yg kutumpangi jalan, lega rasanya hatiku, tp baru jalan kira kira 100 meter, kembali macet lagi, "kupikir sudah selesai macetnya," gerutuku dalam hati.
Mobilku berhenti tepat didepan sebuah gubuk yg mungkin paling jelek diantara gubuk2 yang lain, pintu gubuk itu terbuka lebar, hingga aku bisa melihat keadaan di dalamnya, saat kulihat ke dalam gubuk itu, tiba2 hatiku tersentak, Subhaanallah......kulihat di dalam sana seorang laki - lakI setengah baya sedang Sholat, kulihat jam tanganku, menunjukan jam 8.30, waktunya Sholat Dhuha, ya.......Allah, di tempat seperti ini dalam keadaan serba kekurangan mereka masih bisa bersyukur kepada-Mu, ya......Allah, sedangkan aku dari tadi bisanya cuma ngomel dan menggerutu, hanya karena kepanasan dan terjebak macet.
Mobilku cukup lama berhenti di depan gubuk itu, mungkin hampir 1 jam, kulihat setelah selesai sholat Dhuha laki- laki itu membaca Al - Qur'an, setelah selesai mengaji kulihat dia keluar rumah sambil membawa keranjang besar di punggungnya, aku bisa tahu kalau laki- laki itu seorang pemulung, Subhaanallah.......kembali aku berucap.
Begitu laki- laki itu berjalan mendekat ke mobilku, spontan aku memanggilnya.
"Pak............." panggilku sambil melambaikan tangan.
Laki- laki itupun menghampiriku, kubuka jendelaku lebar- lebar, setelah dia mendekat kusodorkan tanganku padanya, kukepalkan sejumlah uang padanya.
Laki- laki itu terheran - heran menatapku.
"Untuk apa ini mbak?"
"Uang ini untuk bapak." Jawabku
"Terimakasih mbak, tapi bukan saya menolaknya." katanya sambil mengembalikan uang itu padaku, kini gantian aku yg terheran - heran, hari gini masih ada orang yg menolak dikasih uang, kayaknya seperti mimpi.
"Saya seorang pemulung mba, bukan pengemis." Ujarnya sambil berlalu dari hadapanku yg masih tertegun.<.
4 komentar:
nice blog :). terkadang sesuatu yang sudah kita punya masih terasa kurang padahal di luar sana masih banyak orang yang kekurangan.
Thank you Irfan, emang betul sekali, terkadang kita lupa bersyukur atas apa yg kita miliki.
Yang membedakan manusia bukan dari sisi sosial atau materi,tetapi tingkat keimanan&ketakwaan pd Allah SWt,itulah mungkin yg harus d renungi
Terima kasih atas komentarnya, saya jadi teringat hadis Rosul yang diriwayatkan Bukhary & Muslim : "Sesungguhnya Allah tidak memandangmu dari ketampanan/kecantikanmu, hartamu dan jabatanmu tetapi Allah hanya melihat hatimu dan amal perbuatanmu."
Posting Komentar