Selasa, 21 Agustus 2012

Dia Pergi Saat Dipelukanku

Aku seorang pemuda yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, tapi alhamdulillah Allah memberiku banyak kelebihan sehingga aku menjadi manusia yang istimewa dimata teman - teman sekolahku, kalau tidak apalah jadinya diriku yang sekolah di sekolah elite dan berteman dengan anak -anak orang kaya mungkin mereka akan meremehkan aku dan takkan memandangku sebelah mata, untuk itu aku tak henti - henti bersyukur kepada Allah atas segala karunia - Nya.

Ada seorang wanita cantik yang selalu berusaha mendekatiku, berbagai cara dia lakukan agar selalu berdekatan denganku, mulai dari mengajak belajar bersama sampai meminta aku menjadi guru privatenya, ya ...Allah aku bingung menghadapinya, bukannya aku tidak tahu bagaimana perasaan dia kepadaku dan bukan juga aku tidak suka sama yang namanya wanita cantik karena aku juga laki - laki normal yang butuh kasih sayang seorang wanita, tapi saat ini yang kuinginkan hanyalah belajar dan terus belajar, aku ingin menjadi orang yang sukses, aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku, hanya itu.

Amanda nama wanita cantik itu dia anak tunggal salah satu konglomerat terkaya di negeri ini, dia selalu mempunyai cara untuk membuatku selalu berada disisinya tanpa bisa menolak.
"Irwan, kamu maukan jadi guru private matematik aku?'
"Gimana ya Manda?"
"Ayolah... please, kan uangnya lumayan buat  tambahan uang saku kamu."
"Ya ...sudah,"
"Nah gitu donk, nanti sore aku tunggu di rumah yach." katanya sambil berlalu dari hadapanku.
"Tapi manda......."
"Udah....ga usah pake tapi-tapi."

Sore harinya aku  pergi ke rumah Manda untuk memenuhi janjiku menjadi guru lesnya, rumah sangat mewah yang dijaga oleh satpam, hampir saja aku mundur karena tidak mempunyai keberanian untuk memasuki rumah itu, tiba - tiba seorang satpam menghampiriku.
"Mas yang bernama Irwan yach?"
"Iya pak."
"Silahkan masuk mas, non Manda sudah menunggu di dalam." akupun diantar sampai dalam oleh satpam itu, ternyata Manda sudah menungguku.
"Hai...akhirnya kamu datang juga," katanya seraya menarik tanganku dan mengajakku ke atas.
"Mau kemana Manda?"
"Ke kamarku."
"Apa?" tanyaku seraya menghentikan langkahku, melihat mimik wajahku dan tingkahku seperti itu Manda tertawa.
"Tenang aja Irwan aku gak bakal ngapa - ngapain kamu kok, aku cuma mau kamu jadi pengajar aku, aku juga tahu kamu orang alim dan taat beribadah makanya aku suka sama kamu."

Akhirnya aku benar - benar resmi jadi guru private buat Amanda, malah aku sudah kenal dengan kedua orang tuanya, mereka begitu baik kepadaku, dan alhamdulillah uang hasil ngajarku bisa untuk memenuhi keperluan sekolahku.

Kini kami sudah berada di kelas 3 SMA, kira - kira empat bulan lagi akan menghadapi ujian.
"Setelah lulus kamu mau kuliah dimana Wan?"
"Entahlah Manda, aku akan kuliah atau mencari pekerjaan,"
"Kenapa? sayang loh kalau kamu tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, terbentur masalah biaya? kalau masalah itu tidak usah kamu pikirkan, aku sudah ngomong sama Papi, dan tanpa aku pinta papi bersedia membiayai kuliah kamu, karena papi melihat potensi yang begitu besar dalam diri kamu."
"Tapi Manda....gak mungkinlah aku gak enak sama orang tua kamu."
"Loh kenapa harus ada perasaan gak enak? kamukan tidak pernah memintanya, orang tuaku sendiri yang dengan suka rela mau membiayai kuliah kamu, kita akan kuliah di Jerman, itu yang papiku bilang."
Aku hanya diam tanpa menjawab sepatah katapun, " pokoknya kuharap tidak ada penolakan disini, kan kamu sendiri yang bilang kepadaku kamu ingin menjadi orang yang sukses dan ingin membahagiakan kedua orang tuamu, sekarang kesempatan itu sudah ada didepan mata jangan sampai kamu menyia - nyiakannya."

Setelah pembicaran kami waktu itu entah kenapa aku tidk pernah melihat Manda disekolah dan seorang satpam utusan papinya bilang ke aku untuk sementara tidak usah datang dulu ke rumahnya untuk memberi les. ada apa sebenarnya? apakah dia marah padaku? ach...entahlah, aku jadi bingung dibuatnya.

Waktu ujianpun Manda tidak muncul, tapi aku tidak punya banyak waktu untuk memikirkan hal itu, aku harus konsentrasi belajar, mungkin setelah selesai ujian nanti aku akan datang ke rumahnya.

Ketika  selesai ujian,  saat aku sedang berkumpul dengan teman - temanku didepan kelas tiba - tiba wali kelasku datang menghampiriku dengan seorang laki - laki.
"Irwan , bapak ini ingin bertemu denganmu, katanya ada hal penting yang ingin dia sampaikan."
"Ada apa pak?" tanyaku pada lelaki itu.
"Ini tentang non Manda, dia meminta anda untuk menemuinya."
"Manda? sebenarnya ada apa dengannya pak?"
"Lebih baik anda ikut saja dengan saya, nanti anda akan tahu sendiri."
Akupun ikut dengan lelaki itu untuk menemui manda, ternyata aku diajak ke rumahnya Manda, rumah yang bebera bulan terakhir ini tak pernah aku kunjungi, lelaki itu mengantarkanku ke atas ke kamarnya Manda, kulihat disana ada kedua orang tuanya, tapi ada yang aneh dengan kamar itu sekarang, kamar Manda sekarang lebih mirip dengan kamar di rumah sakit, semua peralatan medis seperti dipindahkan kekamar itu.

Seorang wanita kulihat terkulai lemas di tempat tidur, beberapa selang infus terpasang dilengannya, selang oksigenpun terpasang dihidungnya, sedangkan kepalanya botak, siapa dia gunamku, tiba - tiba hatiku tersentak " Manda....." yach dia Manda, ya...Allah apa yang terjadi dengan dia?
"Apa yang terjadi dengan Manda om, tante?" kedua orang tua itu terlihat sangat sedih.
"Manda terkena leukimia stadium akhir, dokter bilang umurnya tidak akan lama lagi."
" Ya...Allah kenapa bisa jadi begini?"
"Entahlah Wan, kamipun tidak mengerti."

Tiba - tiba Manda membuka matanya, dia kelihatan begitu bahagia saat melihat kehadiranku, kedua orang tuanya segera meninggalkan kamar.
"Apa kabar Wan?"
"Baik Manda."
"Kalau aku sekarang seperti ini Wan, aku jelek yach sekarang?"
"Tidak Manda, kamu masih sama seperti dulu,kamu masih tetap cantik." kulihat dia hanya tersenyum.
"Tapi Wan, aku sudah tidak kuat lagi, aku sudah sangat capek, tubuhku ini sudah tidak sanggup lagi untuk disuntik dan disuntik terus, dan juga sudah tidak sanggup lagi menahan sakitnya kemo, aku ingin istirahat Wan, aku ingin pergi."
"Manda sudahlah , aku mohon jangan berpikir macam - macam, yakinlah kalau kamu akan sembuh."
"Tidak Wan, waktuku sudah tidak lama lagi, lihat mereka sudah menjemputku , sebelum aku pergi aku minta maaf karena aku tidak bisa memenuhi janjiku untuk bersama - sama kuliah di Jerman, tapi aku harap kamu tidak menolak kebaikan papiku dan ada satuhal lagi yang ingin kusampaikan padamu, satu hal yang selama ini kusimpan dalam hatiku, tapi kali ini aku ingin kamu tahu, aku sangat mencintaimu Wan, aku tidak meminta kamu untuk membalas cintaku, saat ini aku hanya ingin kamu memeluk aku dan membimbing aku saat kembali menghadap - Nya."

Tanpa banyak bicara langsung kupeluk tubuhnya, yang sangat kurus dan terlihat sangat lemah, kubisikan ditelinganya  "laa ilaaha illallaah Muhammadur Rusulullaah."
Tiba - riba tubuh itu terkulai lemas "innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'un," tak terasa air matapun menetes.dia pergi saar dalam pelukanku, selamat jalan Manda, terima kasih atas semuanya, terima kasih karena kau telah membuat hari - hari ku lebih berwarna dan lebih indah.

Akupun diangkat anak oleh orang tuanya Manda, sesuai keinginan Manda akupun melanjutkan kuliah ke Jerman, dan kini aku sudah menjadi orang sesuai harapanku dan Manda.




Jumat, 10 Agustus 2012

Bidadari Kecilku

  Orang bilang cinta pertama itu sangat indah dan tidak bisa dilupakan, memang benar sekali itu juga yang aku rasakan sampai saat ini. Cinta pertamaku bersemi saat aku duduk di bangku SMP, tepatnya aku mulai pacaran waktu aku duduk di kelas 3 SMP.


 Gadis itu begitu manis, cantik dan periang itu yang membuat aku jatuh hati padanya, ia bernama Nita, semakin lama hubungan kami semakin akrab dan menjelang lulus – lulusan SMP kamipun jadian, dan kami memutuskan untuk melanjutkan ke SLTA yang sama.


 Masa – masa pacaran kami rasakan begitu indah di awal perjalanan kami di bangku SLTA, sampai akhirnya kami terlibat kesibukan diorganisasi yang berbeda, aku sibuk di OSIS dan Nita sibuk di Pramuka. Sehingga volume pertemuan kamipun semakin berkurang, bahkan kami berdua semakin jarang berkomunikasi. Seorang gadis cantik  bernama Ayu  temanku di OSIS, yang belakangan ini  sering terlihat bersamaku, dimana ada aku pasti ada Ayu, begitu juga sebaliknya, hingga timbullah rumor kalau kami berdua pacaran, tapi aku hanya menanggapi semua dengan senyuman karena dihatiku sudah ada seorang Nita yang sampai saat ini posisinya dihatiku tidak bisa digantikan oleh siapapun.


Walaupun aku dan Nita terlihat jarang bersama karena kesibukan kami masing – masing bukan berarti semuanya telah merubah tentang perasaanku paadanya, sampai kapanpun Nita tetap BIDADARI KECILKU, tidak akan ada yang bisa mengubah itu semua kecuali Allah berkehendak lain.


Kamipun naik kelas dua SLTA, perjalan cintaku dengan Nita tidak ada yang berubah, kami tetap saling mencintai walaupun tidak pernah terlihat bersama dan hubunganku dengan Ayu semakin terlihat akrab,walaupun berbagai rumor terdengar disana sini aku tak memperdulikannya, karena aku memang tidak mempunyai perasaan apa – apa terhadap Ayu, dan tentang Nita aku rasa dia bisa mengerti tentang keadaan ini, hingga suatu pagi temanku Andre memberiku sepucuk surat.
 “ Ren, ini ada surat titipan dari Nita, dia menitipkannya padaku kemarin, tapi dia memintaku untuk menyerahkan surat ini padamu hari ini,” kata Andre seraya memberikan sepucuk surat berwarna biru muda kepadaku, sementara aku masih terheran – heran memandangi surat yang berada ditanganku, ada apa ini? Tidak biasa – biasanya Nita seperti ini, biasanya dia akan ngomong langsung kepadaku jika ada masalah, dengan perasaan yang berkecambuk kubuka surat itu pelan – pelan, karena selama aku pacaran baru kali ini aku mendapatkan surat dari pacarku.


 Dear Rendy,

 Aku tahu semua ini akan terasa begitu berat bagi kita, tapi aku rasa mungkin inilah jalan yang terbaik , karena kulihat kamu sudah mempunyai penggantiku,  semakin lama hubungan kita berdua semakin jauh,  hatiku terasa sakit sekali, aku tahu mungkin kamu sulit untuk mengambil keputusan, maka biarkan aku yang memutuskan untuk pergi, aku pindah sekolah ke kota lain, aku harap kalian berdua bahangia.

 Yang mencintaimu

 NITA  


Tiba – tiba badanku terasa seperti tak berdaya, aku terduduk lemas dikursi kantin sekolah, tak terasa air matakupun menetes, entah apa yang dapat kuperbuat saat ini, berjuta penyesalan berkecambuk dihatiku, berjuta pertanyaan “mengapa…..mengapa…. dan mengapa “ mengeluti perasaanku. Ternyata kesibukanku selama ini telah membuat bidadari kecilku berlalu, sampai – sampai aku tidak tahu kalau dia akan pindah sekolah, padahal di papan pengumuman didepan ruang guru jelas – jelas tertulis nama Nita dan 2 temannya yang lain yang akan pindah sekolah, padahal aku setiap hari melewati papan itu, tapi aku tidak pernah memperdulikan semuanya termasuk perasaan kekasihku sendiri, yang mungkin selama ini merasakan perasaan yang teramat sakit mendengar rumor tentang aku dan Ayu, aku terlalu percaya kalau dia akan baik – baik saja.


 Ternyata memang Ayu menaruh hati padaku, dia mengungkapkannya padaku yang membuatku sangat kaget, dengan sangat hati – hati kutolak cintanya, akupun tak ingin menyakiti perasaannya, karena aku sudah menganggapnya sahabat baikku, agar aku tidak sering berkomunikasi dengan Ayu, akupun memutuskan untuk mengundurkan diri dari kepengurusan OSIS dan berkonsentrasi untuk belajar.


 Aku sudah berusaha mencari tahu tentang keberadaan Nita dari keluarganya, tapi rupanya memang Nita sudah tidak ingin berhubungan lagi denganku, semua keluarga yang aku tanya hanya bilang kalau Nita sekarang ada di Kalimantan bersama orang tuanya, dikota ini Nita tinggal bersama om dan tantenya, sayangnya tidak satu orangpun yang bersedia memberikan alamat lengkapnya.


Selulus dari SMA aku kuliah dikedokteran, saat ini aku hanya berkonsentrasi belajar dan belajar, aku hanya ingin menjadi orang yang sukses, dan kesuksesanku nanti akan kupersembahkan untuk bidadari kecilku, akan kubuktikan padanya kalau aku tidak pernah menghianati cintanya.

 Kini aku sudah menjadi seorang dokter specialis anak yang terkenal di Jakarta, karierku benar – benar sukses tapi sayang tidak diiringi dengan suksesnya kisah cintaku, sampai saat ini aku belum bertemu juga dengan Nita, entah dimana dia, padahal setiap pulang ke kotaku aku selalu mampir ke rumahnya tapi dia tidak pernah pulang, sedih rasanya hatiku kenapa semuanya menjadi begini, begitu besarkah bencinya kepadaku sehingga dia tidak ingin menemuiku lagi.


 Sehabis lebaran Idul Fitri tahun ini akan diadakan reuni SMP pertama, tiba – tiba aku seperti mempunyai secercah harapan, harapan untuk bertemu Nita, aku berharap dia akan hadir diacara reuni itu, aku sengaja melibatkan diri menjadi panitia untuk reuni nanti, agar aku gampang untuk mengecek siapa – siapa saja yang terdaftar untuk ikut reuni nanti, tapi ternyata harapanku hanya tinggal harapan sampai hari H nya tiba nama Nita tidak juga terdaftar, putus asa kini menyelimuti perasaanku.


 Acara reuni yang ditunggu – tunggupun tiba, tapi ternyata Nita tidak pulang itu yang kudapati saat aku ke rumah tantenya semalam, sejak saat itu juga aku sudah tidak punya harapan lagi untuk bertemu dia, hampa rasanya hatiku, gairah hidupku rasanya sirna.


Acara reuni berlangsung sangat meriah, semua teman SMPku datang, sejenak bisa kulupakan kesedihanku, apalagi saat memasuki acara inti yaitu acara hiburan untuk sementara hilang sudah rasanya beban daihatiku.


Tiba – tiba MC naik ke panggung dan bilang kalau ada seseorang yang ingin menyumbangkan sebuah lagu berjudul The Power Of Love dari Celine Dion, yang dia persembahkan untuk seseorang yang dia sayang, secara sepontan semua mata tertuju ke arah panggung, semua ingin tahu siapa yang akan tampil, tiba – tiba seorang gadis cantik naik ke atas panggung, spontan aku terperanjat bagai disengat lebah, ingin rasanya aku berteriak karena kegirangan, itu dia……. Itu bidadari kecilku, dia berada disini….. dia sedang menyanyikan sebuah lagu dan aku yakin sekali lagu itu dia persembahkan untukku.


 Aku tak mau melepaskan pandanganku dari panggung, karena aku takut dia akan menghilang lagi dari pandanganku, setelah selesai menyanyi dan turun dari panggung langsung kuhampiri Nita, diapun tersenyum manis menatapku.
 “Halo pak dokter apa kabar?” sapanya yang membuatku sangat kaget, darimana dia tahu kalau aku ini seorang dokter, apa mungkin dari keluarganya? Gunamku dalam hati.
 “Baik, kapan datang? Semalam aku ke rumah kamu tidak ada.”
 “Baru tadi pagi, tante juga cerita kalau semalam kamu ke rumah.” Akupun mengajaknya mencari tempat yang nyaman untuk ngobrol.
 “Nit…kamu datang sama siapa?”
"Berdua.”
 “Berdua??? Dengan siapa??”
 “Supir…” jawababnya samabil tertawa.
 “Kamu ini dari dulu gak pernah berubah yach…, sukanya ngeledek.”
 “Kamu sendiri gandengannya mana?? yang lain kulihat sudah punya ganndengan.”
"Ini disebelahku….” Jawabku ringan sambil kulirik dia,  dia hanya tersenyum. “Ngomong – ngomong dari mana kamu tahu kalau aku dokter?”
 “Tahu donk, akukan berteman dengan kamu di FB.”
 “Apa……????? Maksud kamu, kita berteman di FB dan kamu memakai nama samaran begitu ??? Sudah berapa lama?” tanyaku dengan nada tinggi.
 “Iya….. semenjak kita kuliah.” Jawabnya sambil tertunduk.
"Ya  ampun kamu...aahhh, kamu tahu gak Nit?  aku ini sudah seperti orang gila mencari tahu dimana  keberadaan kamu, sementara kamu …….!!!!!!!!!!” “Maaf……” katanya lirih sambil tetap tertunduk.
"Maaf.....????? mudah sekali kamu bilang begitu." ku tatap dia dengan perasaan tidak karuan, tiba – tiba kulihat butiran - butiran bening menetes, membuat hatiku tersentak dan spontan kupeluk dirinya.
"Jangan…jangan menangis Nit, aku tak sanggup melihat kamu menangis, lupakanlah semua yang sudah berlalu, mari kita mulai lagi lembaran baru , yang pasti penantian cintaku sekarang berakhir sudah, dengan kehadiranmu disisiku bidadari kecilku dan kini cinta kita sudah kembali dalam genggaman.”