Setelah
melahirkan anak kedua , tiba-tiba tumbuh
dua benjolan sebesar baso di leherku. Aku
periksa ke dokter umum langgananku, benjolan itu dipegang oleh dokter,
lalu aku disuruh menelan ludah dan benjolan itu ikut bergerak. Dia langsung
bilang kepadaku kelenjar teroidku membengkak.
Dokter
memberiku obat dan antibiotik, dia bilang kalau dengan minum obat tersebut kelenjarku menghilang
atau mengecil,
dia menyuruhku untuk kembali berobat
padanya jika obatnya sudah habis. Tapi kalau
tidak ada perubahan aku dianjurkan untuk konsultasi dan berobat ke dokter ahli
bedah dalam, dan dia pun memberikan surat rujukannya.
Setelah
satu Minggu obat dari dokter pun habis, tapi ternyata tidak terjadi perubahan
apa-apa pada benjolanku. Aku pun mulai resah, berarti aku harus berhubungan
dengan dokter ahli bedah dalam. Langsung terbayang
kemungkinan terburuk yang akan kualami, operasi. Hal itu yang paling
kutakutkan.
Suamiku
terus mendesakku agar segera periksa ke dokter ahli bedah dalam, sementara aku
sibuk memutar otak, mencari cara agar tidak berhubugan dengan dokter tersebut.
Tiba-tiba terlintas dalam benakku untuk mencoba obat-obatan herbal. Aku memeinta
tolong suamiku untuk mencarikan di internet obat herbal yang bisa menyembuhkan
kelenjar teroid. Suamiku bilang yang gampang didapat adalah Habatusauda dan
Mahkota Dewa.
Sebetulnya
suamiku ragu akan keputusanku mengunakan
obat herbal untuk penyembuhan ini, dia khawatir cara ini tidak berhasil,
sementara kelenjar teroidku semakin hari akan semakin membesar. Tapi aku
berusaha untuk meyakinkannya. Dengan berusaha dan berdoa Insya Allah semuanya
akan bisa kita atasi, dengan ijinNya aku pasti bisa.
Aku
memilih Habatusauda karena lebih mudah
didapat dan mudah diminum karena berbentuk
kapsul. Saat suamiku membelinya, si penjual menyarankan kalau untuk pengobatan,
minum minimal lima kapsul, sehari 3
kali.
Aku
mulai mengkonsumsi Habtusauda sesuai anjuran si penjual. Dua minggu berlalu,
belum ada perubahan apa pun pada benjolanku, tapi aku merasa ukurannya masih
tetap, tidak semakin
membesar. Sebulan sudah
kini aku mengkonsumsi Habatusauda, walau pun ukurannya masih tetap sama tapi
aku merasa benjolanku jadi agak lembek.
Setelah
satu bulan setengah berlalu, aku merasakan sakit disekitar telinga dan rahang .
Saat kukatakan hal itu kepada suamiku, dia semakin cemas. Dia menganjurkanku
untuk segera konsultasi ke dokter ahli bedah dalam. Tapi aku tetap pada
pendirianku. Aku percaya aku pasti bisa melalui semuanya tanpa harus ke dokter bedah
dalam apalagi sampai operasi.
Dua
bulan kurang satu minggu aku mengkonsumsi
Habatusauda, berbotol-botol sudah
kuhabiskan. Sore itu aku sedang ngobrol dengan suamiku, tak sengaja tanganku meraba
benjolan di leherku, aku merasa dia sudah mengecil dan saat dipegang lembek,
tapi aku semakin merasakan sakit di telingaku.
Aku
bilang pada suamiku tentang hal itu, dia tetap menyarankanku untuk ke dokter.
Malamnya karena merasakan sakit di telinga dan rahang atasku setelah minum
Habatusauda aku tidur.
Keesokan
harinya aku sudah tidak merasakan sakit lagi. Saat kupegang leherku ternyata
benjolan itu sudah tidak ada. Alhamdulillah akhirnya benjolan itu hilang juga.
Aku bersyukur karena aku bisa melewati semuanya. Saat ini untuk pencegahan aku
masih tetap meminumnya
hanya 3 butir sebelum tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar