Selasa, 18 Desember 2012

Pengobatan Kelenjar Teroid Dengan Habatusauda



Setelah melahirkan anak kedua , tiba-tiba tumbuh  dua benjolan sebesar baso di leherku. Aku periksa ke dokter umum langgananku,  benjolan itu dipegang oleh dokter, lalu aku disuruh menelan ludah dan benjolan itu ikut bergerak. Dia langsung bilang kepadaku kelenjar teroidku membengkak.
Dokter memberiku obat dan antibiotik, dia bilang kalau dengan minum obat tersebut kelenjarku menghilang atau mengecil, dia menyuruhku untuk kembali berobat padanya jika obatnya sudah habis. Tapi kalau tidak ada perubahan aku dianjurkan untuk konsultasi dan berobat ke dokter ahli bedah dalam, dan dia pun memberikan surat rujukannya.
Setelah satu Minggu obat dari dokter pun habis, tapi ternyata tidak terjadi perubahan apa-apa pada benjolanku. Aku pun mulai resah, berarti aku harus berhubungan dengan dokter ahli bedah dalam. Langsung  terbayang  kemungkinan terburuk yang akan kualami, operasi. Hal itu yang paling kutakutkan.
Suamiku terus mendesakku agar segera periksa ke dokter ahli bedah dalam, sementara aku sibuk memutar otak, mencari cara agar tidak berhubugan dengan dokter tersebut. Tiba-tiba terlintas dalam benakku untuk mencoba obat-obatan herbal. Aku memeinta tolong suamiku untuk mencarikan di internet obat herbal yang bisa menyembuhkan kelenjar teroid. Suamiku bilang yang gampang didapat adalah Habatusauda dan Mahkota Dewa.
Sebetulnya suamiku ragu akan keputusanku  mengunakan obat herbal untuk penyembuhan ini, dia khawatir cara ini tidak berhasil, sementara kelenjar teroidku semakin hari akan semakin membesar. Tapi aku berusaha untuk meyakinkannya. Dengan berusaha dan berdoa Insya Allah semuanya akan bisa kita atasi, dengan ijinNya aku pasti bisa.
Aku memilih Habatusauda karena  lebih mudah didapat  dan mudah diminum karena berbentuk kapsul. Saat suamiku membelinya, si penjual menyarankan kalau untuk pengobatan,  minum minimal lima kapsul, sehari 3 kali.
Aku mulai mengkonsumsi Habtusauda sesuai anjuran si penjual. Dua minggu berlalu, belum ada perubahan apa pun pada benjolanku, tapi aku merasa ukurannya masih tetap, tidak semakin membesar. Sebulan sudah kini aku mengkonsumsi Habatusauda, walau pun ukurannya masih tetap sama tapi aku merasa benjolanku jadi agak lembek.
Setelah satu bulan setengah berlalu, aku merasakan sakit disekitar telinga dan rahang . Saat kukatakan hal itu kepada suamiku, dia semakin cemas. Dia menganjurkanku untuk segera konsultasi ke dokter ahli bedah dalam. Tapi aku tetap pada pendirianku. Aku percaya aku pasti bisa melalui semuanya tanpa harus ke dokter bedah dalam apalagi sampai operasi.
Dua bulan kurang satu minggu aku mengkonsumsi  Habatusauda, berbotol-botol  sudah kuhabiskan. Sore itu aku sedang ngobrol  dengan suamiku, tak sengaja tanganku meraba benjolan di leherku, aku merasa dia sudah mengecil dan saat dipegang lembek, tapi aku semakin merasakan sakit di telingaku.
Aku bilang pada suamiku tentang hal itu, dia tetap menyarankanku untuk ke dokter. Malamnya karena merasakan sakit di telinga dan rahang atasku setelah minum Habatusauda aku tidur.
Keesokan harinya aku sudah tidak merasakan sakit lagi. Saat kupegang leherku ternyata benjolan itu sudah tidak ada. Alhamdulillah akhirnya benjolan itu hilang juga. Aku bersyukur karena aku bisa melewati semuanya. Saat ini untuk pencegahan aku masih tetap meminumnya hanya 3 butir sebelum tidur.

Tidak ada komentar: